Atomic Absorbtion Spektrofotometry (AAS) atau
Spektrofotometeri Serapan Atom (SSA) merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada kemampuan suatu atom untuk menyerap sinar ketika atom tersebut
tereksitasi pada panjang gelombang tertentu. Setiap atom mampu menyerap sinar,
walaupun hanya pada panjang gelombang tertentu dan hal ini akan bergantung pada
jumlah enenrgi yang diperlukan atom tersebut. Biasanya metoda ini digunakan
untuk menentukan konsentrasi logam, bahan lempung dan gelas.
Sebagai
contoh, atom Natrium menyerap sinar dengan intensitas panjang gelombang pada
589,0 nm, hal ini disebabkan karena sinar pada panjang gelombang tersebut
mempunyai energi yang tepat untuk mengubah atom natrium dari keadaan dasar
(ground state) ke keadaan elektronis yang lain (another electronic state).
Transisi elektron ini bersifat khas untuk atom natrium. Atom-atom lain akan
mempunyai keadaan transisi electron yang khas pula sehingga mereka membutuhkan
jumlah energi yang berbeda dan tidak dapat menyerap sinar pada panjang
gelombang yang dibutuhkan oleh natrium.
Biasanya energi ini diukur berdasarkan hubungannya
dengan kedaan dasar. Energi eksitasi atom Na adalah sebesar 2,2 eV diatas
kedaan dasar. Ini berarti bahwa atom Na dalam keadaan eksitasi mempunyai energi
yang lebih besar 2,2 eV daripada keadaan dasarnya.
Pengukuran dengan metoda AAS
dilakukan dengan mengubah keadaan atom yang akan dianalisa ke keadaan
tereksitasi. Pengubahan keadaan atom dapat dilakukan dengan pemanasan. Biasanya
sampel yang akan diamati berupa larutan. Larutan tersebut dipanaskan untuk
menguapkan pelarutnya. Dengan suhu yang lebih tinggi lagi maka akan menyisakan
logam dalam keadaan murni. Logam ini kemudian dipanaskan lagi untuk membuatnya
naik ke keadaan tereksitasi. Sinar yang diserap atom untuk membuatnya dalam
keadaan tereksitasi inilah yang akan diukur oleh alat. Jumlah absorpsi radiasi
bergantung pada jumlah elemen pada keadaan dasar yang berbanding lurus dengan
konsentrasi sampel dalam larutan.
Secara prinsip semua jenis logam dapat ditentukan
konsentrasinya dengan menggunakan metoda AAS akan tetapi ada beberapa jenis
logam yang mudah menguap seperti Hg, As, Se dan Sn. Untuk logam-logam seperti
ini, metoda AAS dilakukan dengan uap dingin (cold vapor). Pada Cold Vapor perubahan atom dari larutan dari keadaan
dasar ke tereksitasi dilakukan dengan cara reduksi, bukan melalui pemanasan.
Prosesn ini dinamakan Hidrade Generation. Untuk logam Sn biasanya
direduksi dengan menggunakan larutan asam askorbat .
Panas yang diperlukan dalam
AAS sangat tinggi agar elektron dapat berubah dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi. Untuk itu diperlukan energi radiasi spesifik yang sesuai dengan
jenis atom. Sumber energi spesifik itu harus memiliki temperatur yang sesuai
dengan energi yang dibutuhkan. Jika energi yang digunakan terlalu besar maka
ada kemungkinan atom yang telah tereksitasi akan kembakli terion. Namun jika
enengi yang digunakan terlalu kecil maka tidak semua elektron akan tereksitasi sehingga hal ini akan mengganggu
analisa.
Selain itu sumber energi
radiasi yang digunakan harus berasal dari unsur yang sama. Contohnya untuk
analisa atom Fe maka sumber energi radiasi yang digunakan harus berasal dari
zat yang mengandung Fe atau disebut lampu Fe.
Peralatan AAS terdiri dari
tiga komponen, yaitu :
· Sumber Radiasi atau cahaya
Sumber radiasi yang digunakan dalam alat
ini haruslah mampu memberikan garis emisi yang tajam dari suatu unsur spesifik,
yaitu lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp). Lampu ini mempunyai dua
elektroda, satu elektroda berbentuk silinder dan terbuat dari unsur yang sama
dengan unsur yang akan dianalisa. Lampu ini diisi dengan gas mulia bertekanan
rendah.
· Atomizer
Alat untuk mengatomkan unsur yang akan
dianalisa disebut atomizer. Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala (flame
atomizer maupun dengan tungku grafit (grafit furnace atomizer). Dalam atomizer,
unsur yang akan dianalisa dibuat bebbentuk aerosol kabut dengan alat nebulizer,
kemudian dari aerosol tadi zat-zat pengotor berukuran besar akan dipindahkan
dan dikeringkan dari air. Setelah terpisah unsur yang dianalisa dipanaskan
hingga berbentuk seperti bara dan kemudian diatomisasi.
· Detector
Detektor yang digunakan dapat berupa PMT.
Detektor pada alat berfungsi untuk menangkap sinar yang telah melewati
monokromator dan kemudian signalnya (dalam bentuk aliran listrik) diteruskan ke
output device.
Kebanyakan unsur dpat diukur
dengan metoda ini, kecuali gas mulia, Cl, HF, O, N, S, P dan halogen. Metoda
ini banyak digunakan untuk menetukan unusur yang konsentrasinya sedikit.
Gangguan spektral akan sangat jarang sekali terjadi pada AAS karena panjang
gelombang gangguan spektral berada jauh dari panjang gelombang absorpsi.
Metoda AAS merupakan suatu
metoda kualitatif yang cepat apabila jumlah element dalam larutan sedikit.
Tetapi apabila jumlah element banyak maka akan dibutuhkan waktu yang lama dan
operasi ynag berulang-ulang. Untuk kasus seperti ini maka sebaiknya digunakan Inductively
Coupled Plasma (ICP) Spectrochopy.
Untuk tujuan analisa
kuantitatif diperlukan kurva kalibrasi linier yang diadapat dari larutan
standar. Batas deteksi dari kebanykan element pada metoda absorpsi berada pada
range 0,1 ppm – 5,0 ppm, dengan tingkat keakurasian adalah 1% - 5% bergantung
pada unsur yang dianalisa. Keadaan sampel (sampel matrix) dan keadaan alat
sewaktu analisa bergantung pada tingkat kelarutan unsur tersebut terhadap asam
(acid solubility) serta terhadap jumlah unsur yang akan diukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar