I.
TUJUAN
1. Mempelajari beberapa metoda
kolorimetri
2. Menerapkan metoda Silinder Hehner
dan Bajerum Comparator dalam penentuan kadar ion Cu++
3. Menentukan konsentrasi Cu++
dalam larutan/cuplikan tugas
II.
TEORI
Penyerapan sinar tampak atau sinar ultraviolet oleh suatu
molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul tersebut dari tingkat
energi dasar (ground state) ke tingkat energi yang lebih tinggi (excited
state). Proses ini mela-lui 2 tahap :
Tahap
1 : M + h n M*
Tahap
2 : M* M + kalor
Umur molekul
yang tereksitasi (M*) ini sangat pendek (10-8 s/d 10-9
detik) dan molekul kembali ke tingkat dasar lagi (M). Proses diatas disebut
reaksi fotometri.
Absorbsi sinar
UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron
bonding, akibatnya panjang gelombang absorbsi maksimum dapat dikorelasikan
dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena
itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengindentifikasi gugus-gugus
fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah
penggunaan spektroskopi serapan ultra violet dan sinar tampak untuk penentuan
kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi.
Persyaratan
larutan yang harus dipenuhi untuk absorbsi sinar tampak adalah larutan harus
berwarna. Oleh karena itu metoda spektroskopi sinar tampak disebut juga dengan
metoda kolorimetri dan
alatnya disebut dengan kolorimeter. Kolorimeter
didasarkan pada perubahan warna larutan yang sebanding dengan perubahan
konsentrasi komponen pembentuk larutan. Oleh karena itu aspek kuantitatif
merupakan tujuan pengukuran dengan metoda ini.
Larutan sampel yang tidak berwarna atau
warnanya lemah dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang
dapat menghasilkan warna. Contohnya adalah larutan nitrit dibuat berwarna
dengan pereaksi sulfanilamida dan N-(1-naftil)-etilendiamin.
Lebih jelasnya, kolorimetri didefinisikan
sebagai suatu metoda analisa yang didasarkan pada kesamaan warna yang antara
larutan sampel dengan larutan standar, dengan menggunakan sumber cahaya
polikromatis dan mata sebagai detektor. Kesamaan warna pada metoda kolorimetri
tercapai apabila jumlah molekul penyerap kedua larutan persis sama.
Kolorimetri terbagi atas 2 metoda, yaitu :
a.
Kolorimetri visual,
menggunakan mata sebagai detektor.
b.
Fotometri,
menggunakan fotosel sebagai detektornya.
Metoda kolorimetri visual merupakan metoda yang
konvensional dan sudah jarang digunakan karena tidak akurat. Hal ini disebabkan
karena mata hanya sebagai detektor untuk melihat kesamaan warna, bukan sebagai
alat ukur intensitas absorbsi.
Metoda
kolorimetri visual adalah sebagai berikut :
·
Tinggi larutan konstan (Constant Depht Methods), terbagi
menjadi dua metoda.
1.
Tabung Nessler
Pada metoda ini
digunakan beberapa tabung reaksi berbentuk silinder. Masing-masing tabung diisi
dengan larutan standar dengan konsentrasi terukur dan bervariasi dengan tinggi
larutan yang sama. Tabung ini disusun pada rak tabung bercat hitam yang tidak
mengkilat, agar tidak memantulkan sinar yang datang pada tabung. Kemudian
larutan sampel dengan tinggi yang sama diletakkan di sela tabung-tabung
tersebut dan bandingkan warna larutan standar dan sampel dengan melihat dari
atas tabung (vertikal). Jika ada warna larutan standar yang sama dengan sampel,
berarti konsentrasi sampel sama dengan larutan standar tersebut. Atau jika
warnanya berada diantara 2 warna larutan standar yang berdekatan, berarti
konsentrasi sampel berada dalam range dari konsentrasi kedua larutan tersebut.
2. Bajerum Comparator
Pada
alat ini, untuk mencapai kesamaan warna antara larutan sampel dengan larutan
standar dilakukan dengan cara menggeser larutan sampel disepanjang skala yang
berada di atas bajerum.
Bajerum
comparator ini merupakan suatu kotak transparan persegi panjang yang dibagi dua
menurut diagonal bidangnya. Bagian depan dimana skala tertera, diisi dengan
larutan standard an bagian lainnya diisi dengan blanko. Pengamatan dialakukan
dari bagian depan (horizontal).
·
Tinggi
larutan berbeda (Variable Depth Methods), terbagi menjadi dua metoda
1. Tabung
Herner
Tabung Herner berupa sepasang silinder dengan keran untuk
mengeluarkan larutan dari dalam silinder yang warna larutannya lebih pekat
sehingga tingginya berubah, agar didapatkan warna yang sama pada kedua
silinder.
2. Kolorimeter
Dubosq
Pada alat ini kesamaan warna didapatkan dengan cara
mengatur tinggi rendahnya pemberat (plunger), agar tinggi larutan dalam bejana
berubah sehingga didapatkan intensitas warna yang sama pada spiltfield.
Syarat-syarat warna pada metoda kolorimetri antara
lain :
a. Warna yang terbentuk harus stabil
dan merupakan fungsi dari konsentrasi.
b. Reaksi
pewarnaan harus selektif.
c. Larutan harus
transparan.
d. Reproducibilty (ketepatan ulang yang
tinggi).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan
Bahan
·
Seperangkat
alat Silinder Herner.
·
Seperangkat
alat Bajerum Comparator.
·
Buret.
·
Labu
ukur.
·
Pipet
tetes.
·
Botol
semprot.
·
Gelas
piala.
·
Larutan
Cu++ 1000 ppm.
·
Aquadest.
·
NH4OH
1 : 1.
3.2 Cara Kerja
A. Metoda Silinder Hehner
o
Dibuat
25 ml larutan standar 100 ppm dari larutan Cu++ 1000 ppm dalam labu ukur 250 ml
dan ditambahkan NH4OH 1 : 1 serta diencerkan sampai tanda batas. Disiapkan
dua buah.
o
Dengan
bantuan slang dan pipa U diisap larutan tersebut ke dalam gelas ukur I sehingga
membentuk sistem bejana berhubungan.
o
Diisikan
larutan tugas sebanyak 50 cc pada gelas ukur II/silinder sampel
o
Dilakukan
pengamatan secara vertikal terhadap kedua larutan. Untuk mendapatkan kesamaan
warna dilakukan dengan mengatur tinggi rendahnya larutan standar, dengan latar
belakang warna putih.
o
Jika
telah tercapai kesamaan warna, maka ukurlah ketinggian larutan standar.
Konsentrasi sampel didapatkan dengan persamaan : l1 x C1 =
l2 x C2
B. Metoda Bajerum Comparator
o
Dimasukkan
larutan standar pada sisi bajerum bahagian depan dan sisi belakangnya larutan
blanko pada ketinggian sama.
o
Dimasukkan larutan sampel ke dalam wadahnya
sebanyak 2/3 bagian
o
Ditempatkan wadah sampel pada bagian atas
Bajerum Comparator
o
Dilakukan pengamatan secara horizontal, lalu
digeser kedudukan sampel sedemikian rupa hingga didapat ketepatan warna pada
sisi atas atau bawah dengan latar belakang warna putih.
o
Setelah didapat kesamaan warna, dibaca
posisi skala dan konsentrasi tugas dan dinyatakan sebagai berikut :
Cx
= nilai skala/20 x C standar
DAFTAR PUSTAKA
Kennedy.John.
1986. ANALYTICAL CHEMISTRY PRINCIPLE. Harcount Grace Javanovich
Publisher : New York .
Underwood,
A.L. dan R.A. Day. 1999. ANALISA KIMIA KUANTITATIF. Edisi ke-5. Erlangga
: Jakarta . Hal
490 – 542.
Vogel.
1994. KIMIA ANALISIS KUANTITATIF
ANORGANIK. Edisi ke-4. Penerbit EGC : Jakarta .
Hal. 243 – 253.