Sabtu, 15 Mei 2010

destilasi normal

Distilasi normal adalah proses pemisahan/ pemurnian cairan dari senyawa dari menjadi unsur-unsur dimana perbedaan titik didih antara yang satu dengan yang lainnya harus cukup besar. Jika kecil, maka tidak dapat ipisahkan dengan metode distilasi.
Dengan adanya perbedaan ini, maka zat cair yang titik didihnya rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap yang didapatkan akan didinginkan sehingga kondensasi dapat ditampung. Jadi distilasi normal dilakukan pada tekanan 1 atm (760 mmhg), dimana perbedaan titik didih pada zat cair itu besar :  . 10 oc.
Distilasi senyawa harus berlangsung dalam keadaan tetap/konstan. Perbedaan titik didih yang besar akan memudahkan melakukan distilasi normal.
Distilasi normal digunakan terutama untuk memisahkan senyawa volatil : yaitu senyawa yang mudah menguap dari zat-zat yang sulit menguap. Contoh senyawa volatil : metanol, kloroform, asetan, heksana, dan lain-lain.
Proses distilasi berlansung dimana uap cairan akan menjadi cairan didalam kondensator pendingin. Cairan yang menjadi uap merupakan senyawa murni yang terpisah dari campurannya, dan dari zat pengkotamin atau pengotor (logam-logam). Jika semua cairan murni sudah terpisah meka akan terdapat residu yang bersifat padatan. Hasil destilasi disebut DISTILAT (zat murni). Destilat ini sangat penting jadi jangan dibiarkan sampai menguap, karena hasil yang didapatkan berkurang. Zat pengkotamin tidak akan menguap karena senyawa murni memiliki titik didih lebih rendahdari zat pengkotamin (residu).
Distilasi bergantung pada suhu yang diberikan sesuai dat adimana da beberapa molekul cairan yang memiliki energi kinetik yang cukup besar untuk memberikan tekanan uap pada zat cair. Kecendrungan ini terjadi pada destilasi dengan jumlah penguapan yang besar.
Dua komponenn atau senyawa dari suatu cairan mempunyai perbedaan dua titik didih dan mungkin terpisah oleh destilasi dalam suatu kondisi tertentu. Proses ini dikenal dengan destilasi FRAKSINASI dan melibatkan dari satu komponen pada satu waktu. Artinya destilasi fraksinasi merupakan metode pemisahan dua atau lebih komponen dari suatu cairan karena adanya perbedaan titik didih.
Perbedaan titik didih adalah prinsip destilasi.
Proses terjadinya pendidihan yaitu :
Pada saat zat dipanaskan --- ada gerakan-gerakan partikel dalam cairan--- menyebabkan zat cair yang dipermukaan akan lepas, sehingga timbullah tekanan uap.
Pada saat tekanan uap = Tekanan udara dipermukaan zat cair maka gerakan (adanya energi kinetik) ini akan semakin kuat. Pada saat inilah suatu cairan dikatakan mendidih.
Menidih merupakan temperatur jenuh suatu larutan pada sutu suhu saja. Pendidihan terjadi apabila tekanan uapnya sama dengan tekanan udar dipermukaan zat cair.
Selama proses pemanasan, batu didih akan mengeluarkan udar sedikit demi sedikit sehingga menyebabkan pemanasan/ pendidhan menjadi teratur. Batu didih ini digunakan untuk mencegah terjadinya BUMPING (ledakan/tumbukan suatu cairan selama penyulingan dibawah tekanan 1 atm), jadi, batu didihlah yang menyerap panas dan meratakan pemanasan.
Pada saat cairan mendidih, gelembung udara bisa diamati dengan kaca mikroskop. Gelembung ini meluas secara cepat dan naik kepermukaan danmenghasilkan gerak melingkar dimana penambahan gelembung dan penyaluran panas akan cepat terus naik kepermukaan cairan. Untuk menghindari pemecahan dan bahaya letupan, batu didihlah yang ditambahkan untuk destilasi pada tekanan atm dan udara digunakan untuk destilasi tertutup.
Destilasi yang sderhana dapat dipisahkan setelah suhunya naik 700 atau lebih dari aceton yang bp=56 dan tolven yang bpnya 150 berbeda pamanasan dimana hanya 540 c.
Pada saat dilakukan destilasi, termmometer dilaketakkan tegak dan ttidak mengenai cairan yang akan didestilasi. Melainkan hanya untuk mengukur suhu cairan uap tersebut. Dalam hal pengurangan campuran dari pengotornya dan cairan murni, temperatur ditunjukkan pada termometer destilasi, akan terjadi titik didih cairan.
Pada tekanan yang tetap temperatur ini akan tetap sepanjang keadaan setimbang dipertahankan antara cairan yang diembunkan dan uap menaiki kolom.
Untuk cairan murni temperatur juga akan identik dengan temperatur titik didih. Jika cairan tidak sangat panas. Sebab cairan yang sangat tinggi itu telah dapat dipercaya dan lebih akurat untuk menentukan titik didih melalui pengukuran temperatur uap pada letak termometer dalam ciran mendidih.
Sejumlah cairan yang mneguap berkurang sepanjang destilasi; konsentrasi materi tidak menguap bertambah selanjutnya lebih rendah tekanan gas pada campuran dan merupakan temperatur yang lebih tinggi.
Jika titik didih dari 2 jenis cairan yang akan didestilasi/dipisahkan berdekatan satu sama lain, destilasi yang dihasilkan masih merupakan campuran dari kedua cairan tersebut, dimana persentase cairan dengan titik didih paling rendah akan lebih besar dari pada campuran semula.
Untuk memisahkan keduanya, maka destilat (hasil destilasi) harus didestilasi lagi, hingga didapatkan destilat sebagai zat murni, metode ini dinamakan dengan “Distilasi Bertingkat”.
Proses destilasi betingkat sebenarnya adalah proses berulang ini terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi tersiri atas beberapa plat nama, disetiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik ke plat yang lebih tinggi, akan lebih banyak mengandung cairan yang volatif. Sedang yang kurang volatif lebih banyak didalam kondensator. Dalam usaha untuk mengetahui apakah “destilat yang diperoleh sudah merupakan zat murni atau belum dapat digunakan Kupri Sulfat Undidrat” (CuSO4. 5 H2o)
Dengan ini, pada destilat yang diperoleh, maka akan timbul 2 macam warna sebagai patokan untuk membedakan dan menentukan sifat kemurnian destilat, yaitu :
1. Warna Biru
Bila destilasi masih mengandung air, sekaligus menentukan kalau kita belum sempurna melakukan percobaan.
2. Warna putih/abu-abu
Bila destilat yang diperoleh sudah merupakan zat murni (tidak lagi mengandung molekul air)
Proses destilasi dikatakan selesai bila telah terlihat banyak residu. Jika tekanan uap diatas zat cair = tekanan uap zat cair, maka zat ini dapa t dikatakan mendidih.
Didalam destilasi, proses kondensasi atau pendinginan harus berjalan dengan baik, karena uap zat cair yang terlepas harus tertampung dan jangan sampai keluar. Dalam destilasi semua rongga udara harus tertutup, karena itu, merupakan sebuah kesalahan dalam pratikum. Jika ada rongga udara maka uap air akan keluar, sehingga destilat yang didapat berkurang.

Uji Kemurnian Destilat Yang Diperoleh Dengan Cara
a. Indeks Bias (n)
Perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa terhadap kecepatan cahaya pada medium yang dilewatinya. Atau perbandingan sudut datang (i) dengan sudut bias (r)
b. Sudut Putar Jenis ()
Besarnya putaran cahaya ketika melewati 1 gr zat dalam 1 ml larutan yang ditempatkan dalam tabung dengan panjang 1 dm. perputaran cahaya pada medium akan dipengaruhi oleh :
1. Suhu
2. Konsentrasi medium
3. panjang gelombang cahaya
c. Berat Jenis (Bj)
Meyatakan besarnya massa zat persatuan volume.
BJ= Berat zat x Bj air pada T0
Berat air
d. Suhu
Bila tekanan uap sama dengan tekanan udara luar. Pada titik idih untuk zat murni tidak ada lagi peningkatan temperatur selama panas yang diberikan bertambah
e. Putaran Optik
f. Menggunakan CuSO4. ¬5H2O dalam melakukan pengujian kemurnian dari distilat.


Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Termometer
Dalam pemasangannya tidak boleh dimasukkan sampai mendekati /mengenai larutan. Tapi hanya diatas permukaan karena yang diukur hanya suhu uap, bukan suhu larutan
2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah penampung distilat.

1 komentar: