Sabtu, 15 Mei 2010

destilasi normal

Distilasi normal adalah proses pemisahan/ pemurnian cairan dari senyawa dari menjadi unsur-unsur dimana perbedaan titik didih antara yang satu dengan yang lainnya harus cukup besar. Jika kecil, maka tidak dapat ipisahkan dengan metode distilasi.
Dengan adanya perbedaan ini, maka zat cair yang titik didihnya rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap yang didapatkan akan didinginkan sehingga kondensasi dapat ditampung. Jadi distilasi normal dilakukan pada tekanan 1 atm (760 mmhg), dimana perbedaan titik didih pada zat cair itu besar :  . 10 oc.
Distilasi senyawa harus berlangsung dalam keadaan tetap/konstan. Perbedaan titik didih yang besar akan memudahkan melakukan distilasi normal.
Distilasi normal digunakan terutama untuk memisahkan senyawa volatil : yaitu senyawa yang mudah menguap dari zat-zat yang sulit menguap. Contoh senyawa volatil : metanol, kloroform, asetan, heksana, dan lain-lain.
Proses distilasi berlansung dimana uap cairan akan menjadi cairan didalam kondensator pendingin. Cairan yang menjadi uap merupakan senyawa murni yang terpisah dari campurannya, dan dari zat pengkotamin atau pengotor (logam-logam). Jika semua cairan murni sudah terpisah meka akan terdapat residu yang bersifat padatan. Hasil destilasi disebut DISTILAT (zat murni). Destilat ini sangat penting jadi jangan dibiarkan sampai menguap, karena hasil yang didapatkan berkurang. Zat pengkotamin tidak akan menguap karena senyawa murni memiliki titik didih lebih rendahdari zat pengkotamin (residu).
Distilasi bergantung pada suhu yang diberikan sesuai dat adimana da beberapa molekul cairan yang memiliki energi kinetik yang cukup besar untuk memberikan tekanan uap pada zat cair. Kecendrungan ini terjadi pada destilasi dengan jumlah penguapan yang besar.
Dua komponenn atau senyawa dari suatu cairan mempunyai perbedaan dua titik didih dan mungkin terpisah oleh destilasi dalam suatu kondisi tertentu. Proses ini dikenal dengan destilasi FRAKSINASI dan melibatkan dari satu komponen pada satu waktu. Artinya destilasi fraksinasi merupakan metode pemisahan dua atau lebih komponen dari suatu cairan karena adanya perbedaan titik didih.
Perbedaan titik didih adalah prinsip destilasi.
Proses terjadinya pendidihan yaitu :
Pada saat zat dipanaskan --- ada gerakan-gerakan partikel dalam cairan--- menyebabkan zat cair yang dipermukaan akan lepas, sehingga timbullah tekanan uap.
Pada saat tekanan uap = Tekanan udara dipermukaan zat cair maka gerakan (adanya energi kinetik) ini akan semakin kuat. Pada saat inilah suatu cairan dikatakan mendidih.
Menidih merupakan temperatur jenuh suatu larutan pada sutu suhu saja. Pendidihan terjadi apabila tekanan uapnya sama dengan tekanan udar dipermukaan zat cair.
Selama proses pemanasan, batu didih akan mengeluarkan udar sedikit demi sedikit sehingga menyebabkan pemanasan/ pendidhan menjadi teratur. Batu didih ini digunakan untuk mencegah terjadinya BUMPING (ledakan/tumbukan suatu cairan selama penyulingan dibawah tekanan 1 atm), jadi, batu didihlah yang menyerap panas dan meratakan pemanasan.
Pada saat cairan mendidih, gelembung udara bisa diamati dengan kaca mikroskop. Gelembung ini meluas secara cepat dan naik kepermukaan danmenghasilkan gerak melingkar dimana penambahan gelembung dan penyaluran panas akan cepat terus naik kepermukaan cairan. Untuk menghindari pemecahan dan bahaya letupan, batu didihlah yang ditambahkan untuk destilasi pada tekanan atm dan udara digunakan untuk destilasi tertutup.
Destilasi yang sderhana dapat dipisahkan setelah suhunya naik 700 atau lebih dari aceton yang bp=56 dan tolven yang bpnya 150 berbeda pamanasan dimana hanya 540 c.
Pada saat dilakukan destilasi, termmometer dilaketakkan tegak dan ttidak mengenai cairan yang akan didestilasi. Melainkan hanya untuk mengukur suhu cairan uap tersebut. Dalam hal pengurangan campuran dari pengotornya dan cairan murni, temperatur ditunjukkan pada termometer destilasi, akan terjadi titik didih cairan.
Pada tekanan yang tetap temperatur ini akan tetap sepanjang keadaan setimbang dipertahankan antara cairan yang diembunkan dan uap menaiki kolom.
Untuk cairan murni temperatur juga akan identik dengan temperatur titik didih. Jika cairan tidak sangat panas. Sebab cairan yang sangat tinggi itu telah dapat dipercaya dan lebih akurat untuk menentukan titik didih melalui pengukuran temperatur uap pada letak termometer dalam ciran mendidih.
Sejumlah cairan yang mneguap berkurang sepanjang destilasi; konsentrasi materi tidak menguap bertambah selanjutnya lebih rendah tekanan gas pada campuran dan merupakan temperatur yang lebih tinggi.
Jika titik didih dari 2 jenis cairan yang akan didestilasi/dipisahkan berdekatan satu sama lain, destilasi yang dihasilkan masih merupakan campuran dari kedua cairan tersebut, dimana persentase cairan dengan titik didih paling rendah akan lebih besar dari pada campuran semula.
Untuk memisahkan keduanya, maka destilat (hasil destilasi) harus didestilasi lagi, hingga didapatkan destilat sebagai zat murni, metode ini dinamakan dengan “Distilasi Bertingkat”.
Proses destilasi betingkat sebenarnya adalah proses berulang ini terjadi pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi tersiri atas beberapa plat nama, disetiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik ke plat yang lebih tinggi, akan lebih banyak mengandung cairan yang volatif. Sedang yang kurang volatif lebih banyak didalam kondensator. Dalam usaha untuk mengetahui apakah “destilat yang diperoleh sudah merupakan zat murni atau belum dapat digunakan Kupri Sulfat Undidrat” (CuSO4. 5 H2o)
Dengan ini, pada destilat yang diperoleh, maka akan timbul 2 macam warna sebagai patokan untuk membedakan dan menentukan sifat kemurnian destilat, yaitu :
1. Warna Biru
Bila destilasi masih mengandung air, sekaligus menentukan kalau kita belum sempurna melakukan percobaan.
2. Warna putih/abu-abu
Bila destilat yang diperoleh sudah merupakan zat murni (tidak lagi mengandung molekul air)
Proses destilasi dikatakan selesai bila telah terlihat banyak residu. Jika tekanan uap diatas zat cair = tekanan uap zat cair, maka zat ini dapa t dikatakan mendidih.
Didalam destilasi, proses kondensasi atau pendinginan harus berjalan dengan baik, karena uap zat cair yang terlepas harus tertampung dan jangan sampai keluar. Dalam destilasi semua rongga udara harus tertutup, karena itu, merupakan sebuah kesalahan dalam pratikum. Jika ada rongga udara maka uap air akan keluar, sehingga destilat yang didapat berkurang.

Uji Kemurnian Destilat Yang Diperoleh Dengan Cara
a. Indeks Bias (n)
Perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa terhadap kecepatan cahaya pada medium yang dilewatinya. Atau perbandingan sudut datang (i) dengan sudut bias (r)
b. Sudut Putar Jenis ()
Besarnya putaran cahaya ketika melewati 1 gr zat dalam 1 ml larutan yang ditempatkan dalam tabung dengan panjang 1 dm. perputaran cahaya pada medium akan dipengaruhi oleh :
1. Suhu
2. Konsentrasi medium
3. panjang gelombang cahaya
c. Berat Jenis (Bj)
Meyatakan besarnya massa zat persatuan volume.
BJ= Berat zat x Bj air pada T0
Berat air
d. Suhu
Bila tekanan uap sama dengan tekanan udara luar. Pada titik idih untuk zat murni tidak ada lagi peningkatan temperatur selama panas yang diberikan bertambah
e. Putaran Optik
f. Menggunakan CuSO4. ¬5H2O dalam melakukan pengujian kemurnian dari distilat.


Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Termometer
Dalam pemasangannya tidak boleh dimasukkan sampai mendekati /mengenai larutan. Tapi hanya diatas permukaan karena yang diukur hanya suhu uap, bukan suhu larutan
2. Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah penampung distilat.

destilsi uap

Distilasi uap adalah suatu metode pemisahan dengan bantuan uap air panas yang dialirkan pada contoh minyak atsiri akan dibawa menguap bersama uap air karena minyak atsiri tidak bercampur dengan air, maka akan terpisah. Dengan kata lain, distilasi uap adalah suatu metoda pemisahaan dengan bantuan media panas syarat bahwa keduanya tidak bercampur.
Distilasi uap dilakukan berdasarkan perbedaan titik uap suatu senyawa. Contoh minyak atsiri pada tumbuhan akan dibawa menguap bersama uap air. Metoda distilasi ini biasanya digunakan untuk mengisolasi senyawa monoterpenoid, yaitu senyawa yang memiliki atom c sebanyak 10 buah seperti minyak atsiri.
Minyak atsiri, dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial serta minyak aromatik, yaitu kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang, namun mudah menguap, sehimgga memberikan aroma yang khas.
Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok. Didalam perdagangan sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi pada umumnya. Minyak atsiri dalam keadaan segar tidak berwana atau berwana pucat. Contoh tanamannya yaitu pada bunga mawar dan melati pada mahkotanya, kayu manis pada kulit serta daunnya.
Sifat atau ciri-ciri minyak atsiri adalah :
1. Mudah menguap pada suhu kamar, karena mempunyai titik didih
2. Kurang larut dalam etanol dengan kadarnya < 70%
3. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar.

Minyak atsiri adalah senyawa yang mudah menguap yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tidak larut dalam air, dan memiliki bau yang khas. Dalam proses distilasi minyak atsiri akan menguap dari jaringan bersama uap air yang terbentuk atau bersama uap air yang dilewatkan pada bahan. Ini pada situasi berbeda dalam distilasi dari campuran dua senyawa yang tidak bisa saling dilarutkan.
Minyak atsiri disebut juga xolatiloil atau minyak mudah terbang. Minyak atsiri merupakan senyawa organik bergugus keton, aldehid, alkohol dan senyawa lainnya.
Pembuatan umum
Dalam melakukan penyulingan uap, jika Bjnya kecil dari Bj air, maka distilat yang mengandung minyak penguap terapung diatas permukaannya dan jika Bj nya lebih besar dari Bj air, akan mengendap dibawah lapisan air dengan kata lain yaitu terbentuk dua fase, diatas minyak atsiri, dibawah air.
Minyak atsiri dipisahkan dengan cara menuangkan minyaknya atau airnya. Minyak yang diperoleh adalah minyak atsiri dan airnya adalah aqua aromatik. Minyak atsiri dapat disuling dari akar, batang,biji tumbuhan. Selain minyak atsiri juga diperoleh minyak terpen yang mana merupakan senyawa karbon. Terpen tidak larut dalam air dan tidak dapat disatukan.
Beberapa contoh minyak atsiri adalah, cengkeh, kayu manis, minyak serai. Minyak atsiri yang dihasilkan dari tumbuhan cengkeh. Sebagian besar berupa eugnol. Eugnol termasuk praktek dari golongan fenol sehingga disabunkan dengan NaOH membentuk garam larut dalam air. Jika minyak atsiri telah didapat , sebagainya tutup segera agar tidak terbang.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka kedalam camp minyak dalam air tersebut dituangkan larutan jenuh garam dapur maka minyaknya akan memisah. Cara penyulingan seperti ini adalah cara umum untuk membuat minyak penguap.
Cara pembuatan dengan metoda penyulingan/ destilasi uap
Pembuatan minyak atsiri dengan cara ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang menentukan minyak atsiri ikut menguap bersama air :
1. Besarnya tekanan uap yang digunakan
2. Berat molekul masing-masing dalam minyak

3. Kecepatan keluarnya minyak dari sampel
Penyulingan dengan uap air ini dilakukan dengan cara menaikkan tekanan. Cara ini dilakukan untuk sampel yang keras. Dengan penambahan tekanan maka proses distilasi dapat dipercepat. Minyak atsiri akan terpisah dengan air berdasarkan bj minyak atsiri.
Dalam proses pembuatan minyak atsiri, sampel yang digunakan sebaiknya dipotong. Ini untuk mempermudah penembusan uap air pada sampel.
Prinsip kerja dari distilasi adalah :
Pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik uap dengan bantuan media panas. Senyawa ini hanya dapat digunakan untuk pengambilan senyawa organik untuk golongan minyak atsiri. Jadi cara distilasi uap ini hanya digunakan untuk mengambil senyawa organik yang dapat diuapkan bersama uap air.
Distilasi uap ada 2 macam :
1. Distilasi uap langsung
Digunakan jika bahan yang akan diambil minyak atsirinya mempunyai luas permukaan yang tidak begitu besar labu distilasi diisi dengan air dan bahan alam.
Pada distilasi uap langsung terjadi jika senyawa yang akan didistilasi dicampur dengan air. Penggunaan peralatan yang simpel mempunyai kerugian yaitu kekurang penyediaan air dimana air bisa keluar sebelum zat organik terdistilasi sempurna.
Distilasi ini dapat digunakan ketika tekanan uap dari zat yang akan didistilasi relatif tinggi atau jumlah zatnya sedikit.
2. Distilasi uap tidak langsung
Digunakan jika volume permukaan bahan yang akan didistilasi cukup besar, maka bahan dan uap air diletakkan pada tempat yang terpisah. Dilakukan dengan cara uapnya dipipakan atau dimasukkan dari tempat yang terpisah dan trapingnya dibuat dan disusun dari adaptor distilasi untuk m.a yang tidak tahan panas.

Kelemahan-kelemahan distilasi uap adalah :
1. Bau wangi minyak atsiri sedikit berubah dari bau wangi alamiah.
2. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, yang merupakan penentuan wangi, tidak tersuling sederhana, sehingga tetap tertinggal di dalam bahan.
3. Tidak baik digunakan untuk beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakkan yang disebabkan panas dan air.
Keuntungan distilasi uap
1. Kualitasnya cukup baik
2. Suhu dan tekanan dapat diatur
3. Waktu distilasi pendek
Kegunaan minyak atsiri
1. Untuk obat-obatan
2. Industri kosmetik
3. Sintesis zat organik
Presentasi minyak yang diperoleh :
Volume minyak x Bj x 100%
Berat sampel
Traping ada 2 macam
1. Traping  ~ Untuk yang Bjnya < air
2. Traping lurus digunakan untuk Bjnya > air
Distilasi uap sebaiknya dilakukan pertama dengan tekanan rendah lalu berangsur-berangsur dinaikkan. Perbesar tekanan jika dianggap m.a telah habis untuk dapat mendistilisasikan komponen yang bertitik didih tinggi.

Kamis, 13 Mei 2010

asam karboksilat

Asam karboksilat dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol akan membentuk ester. Asam karbolsilat banyak dijumpai dalam lemak sehingga sering disebut asam lemak. Asam karboksilat adalah senyawa dengan gugus C(=O)OH. Gugus C(=O)OH disebut juga gugus karboksil karena merupakan gabungan dari karbonil dan hidroksil. Atom H dari gugus karboksilat bersifat asam, karena diganti dengan logam.
Sifat – sifat Asam karboksilat :
1. Mempunyai bau yang merangsang
2. Mempunyai 2 iakatan hidrogen antara sepasang molekul yang ditunjuk sebagai dimer asam karboksilat.
Asam karboksilat dapat di bagi beberapa golongan, yaitu :
1. Asam alkana karboksilat.
Dapat dinggap sebagai turunan alkana dengan 1atau lebih atom hidrogen telah diganti oleh gugus karboksil.
Sifat-sifatnya:
a. Dengan logam alkali membentuk garam dan air H2
b. Dengan asam membentuk garam dan air
c. Dengan PCl3 membentuk HCl
d. Sukar dioksidasi (kecuali asam format).
2. Asam Alkena Karboksilat.
Dapat dianggap sebagai turunan dari alkena dimana satu atau lebih atom H diganti oleh gugus karboksilat.
3. Asam Hidrosi Karboksilat
Senyawa ini menjadi gugus hidrosil dalam molekul-molekul disamping gugus karboksilat. Sengandemikian senyawa ini bertindak sebagai asam. Asam hidroksil merupakan asam yanglebih kuat dari asam karboksilat dengan jumlah C yang sama.
Cara mengidentifikasi gugus karbonil :
1. Reaksi dengan Natrium bikarbonat
2. Reaksi CHCL3
3. Esterifikasi yang menamakan bau harum
Beberapa Asam Karboksilat dalam kehidupan :
1. Asam Format (asam semut)
Cairan tak bewarna, berbau tajam, mudah larut dalam air, alkohol dan eter. Gunanya untuk bahan kosnrtik, Vulkanisasi karet.
2. AsamAserat (asam cuka)
Dibuat dari oksidasi etanol karena pengaruh berbagai jenis bakteri seperti acetobakter, dengan proses :
a. Pembuatan sutra sintesis
b. Pembuatan parfum, cat, obat-obatan, aseton
3. Asam Butanoat
Terdapat pada keringgat, dalam bentuk eter terdapat pada etil butiran yang berbau harum.

karbonil

Reaksi pengenal aldehid dan keton lazimya melibatkan gugus fungsi karbonil sebagai bahan paling reaktif dalam molekul kedua senyawa karbonil ini. Gugus fungsi aldehid lebih reaktif dibandingkan keton karena aldihid mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat, sementara keton tidak.
1. Aldehid
Gugus fungsi aldehid disebut juga gugus formil. Aldehid turunan dari alkana disebut alkanal. Pembuatan aldehid yaitu oksidasi alkohol primer.
Contoh : form aldehid (metanal )dibuat dari metanol.
Reaksinya:
1. Reaksi oksidasi
Aldihid adalah reduktor kuat yang dapat mereduksi oksidator lemah. Pereaksi tollen dan fehling adalah contoh oksidator lemah yang dapat mengenal aldehid.
2. Adisi hidrogen (reduksi)
Ikatan rangkap dua (C=O) dari gugus fungsi aldehid dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi.
Kegunaan aldehid:
a. Membuat formalin yaitu larutan 90% formaldehid dalam air.
b. Membuat berbagai jenis plastik termoset (plastik yang tidak meleleh pada pemanasan).
2. Keton (R-C(=O)R’)
Keton turunan alkana disebut alkanon.
Reaksi keton :
1. Oksidasi
Keton adalah reduktor yang lebih lemah daripada aldehida. Zat-zat pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena itu aldehida dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan peraksi-peraksi tersebut.
2. Reduksi ( Adisi Hidrogen )
Reduksi keton menghasilkan alkohol primer.
Keton adalah reduktor yang lemah dari pada aldehid. Pereaksi tollen dan fehling tidak dapat mengoksidasi keton.
Kegunaan keton:
1. Aseton (pelartu lilin, plastik., selulosa asetat)
2. Keton siklik merupakan bahan pembuat parfum
3. Untuk membersihkan pewarna kuku
4. Bahan anti peledakan pada penyimpanan gas aatilen
Sifat - sifat dari Aldehid dan keton :
1. Terdiri dari atom karbon sp2 dihubungkan dengan atom O oleh ikatan sigma
2. Bersifat polar
3. Memiliki 2 pasang elektron menyendiri
Sifat – sifat umum aldehid dan keton :
1. Mempunyai gugus karbonil.
2. Mempunyai titik.
3. Tidak mempunyai ikatan hidrogen sihingga titik didih rendah.
4. Pada umumya larut dalam air, kelarutan berkurang dengan bertambahnya atom C.
5. Mudah larut dalam air.
6. Mempunyai bau harum semakin panjang rantai atom C, semakin harum.

alkohol

Alkohol merupakan kelompok senyawa organik dengan gugus fungsi hidroksil (-OH) dimana R nya dapat bersifat alifatis dan aromatis. Alkohol dapat dibedakan menjadi 3, yaitu Alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Alkohol primer, sekunder dan tersier monofungsional yang molekulnya mengandung kurang dari 6 atom C dapat dibedakan satu sama lainnya dengan pereaksi lucas (ZnCl2 atau HCl). Diamana alkohol tersier, benzil alkohol dan alkil alkohol dengan pereaksi lucas bereaksi seketika membentuk suatu larutan berkabut (dalam banyak hal teramati 2 lapisan). Sedangkan alkohol sekunder membentuk larutan berkabut (bidang atas) dalam waktu 3 – 10 menit. Akan tetapi alkohol primer beraksi sangat lambat sekali bahkan untuk alkohol primer dengan atom C 10 tidak bereaksi sama sekali.
Sifat – sifat Alkohol :
1. Titik didih, alkohol memiliki titik didih yang relatif tinggi, hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekulnya.
2. Kelarutan, kelarutan dalam air berkurang seiring bertambah panjangnya rantai karbon. Metanol dan etanol larut sempurna dalam air, pentanol suka larut. Kelarutan alkohol berkaitan dengan gugus OH yang bersifat polar , sementara R bersifat non polar. Kelarutan dalam air berlangsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antar alkohol dan air.
Sifat kimia alkohol :
Gugus OH merupakan gugus yang cukup relatif sehingga mudah terlibat dalam berebagai jenis reaksi.
Keisomeran pada alkohol
Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama disebut isomer. Keisomeran dapat terjadi karena perbedaan struktur atau karena konfigurasi. Struktur menggambarkan bagaimana atom – atom saling berekaitan dalam satu molekul, yaitu menggambarkan pada mengikat apa, sedangkan konfigurasi menggambarkan susunan ruang atom – atom dalam satu molekul.
a. Keisomeran optik
keisomeran optik dalam alkohol mulai terdapat pada propanol yang mempunnyai 2 isomer, yaitu 1 propanol dan 2 propanol. Untuk menentukan keisomeran alkohol (posisi), mulailah dengan memikirkan kerangka atom karbonnya, kemudian memikirkan kemungkinan posisi yang berbeda pada setiap bentuk kerangka atom karbon.
b. Keisoran optik
Terdapat pada alkohol seperti 2 butanol, mempunyai 2 isomer optik.
Reaksi – Reaksi Alkohol :
1. Bereaksi dengan H+
CH3-OH + HCl CH3 + H2O
2. Bereaksi dengan PCl3
CH3CH2-OH + PCl3 CH3-CH2-Cl
3. Bereaksi dengan logam
C2H5 OH + Na C2H5 ONa + ½ H2
4. Dipanaskan dengan asam
CH3CH2OH + H2SO4 CH2 = CH2
5. Esterifikasi
6. Dehidrasi Alkohol
Beberapa alkohol dalam kehidupan :
1. Metanol
Metanol dapat digunakan sebagai pelarut, membuat senyawa organik lain seperti ester dapat diubah menjadi alkanal (metanal atau formal dehid), dan pada akhirnya dengan untuk membuat polimer atau plastik. Dinegara dingin, dengan pencampur air dalaam radiator.
Metanol beruopa cairan pada suhu kamar dan tak berwarna tapi berbau. Ia mudah terbakar sehingga dijadikan bahan bakar. Ia dapat dibuat dengan mereaksikan CO dan H2 pada suhu tinggi dengan adanya katalisator. Merupakan racun dapat menyebabkan kebutaan.


2. Etanol
Banyak dipakai baik sebagai pelarut ataupun campuran minuman keras, sebagai antiseptik. Tidak beracun, bersifat memabukan dan menyebabkan kantuk. Dibuat dengan peragian dengan karbohidrat.
3. Etilien glikol
Banyak digunakan sebagai pelarut.
Contoh: gliserol atau gliserin (CH2(OH)-CH2(OH)-CH2(OH))
Gliserol adalah cairan kental, tidak berbau, rasanya manis

budelan

Identifikasi alcohol ,karbonil

Dan asam karboksilat

A.alkohol

I. Tujuan

a. Mengetahui apa itu senyawa alcohol.

b. Dapat mereaksikan senyawa alcohol primer,sekunder dan tersier.

c. Memahami cara mensintesa senyawa alcohol.

d. Mengenal identifikasi senyawa alcohol dan mengetahui pereaksi spesifiknya.

II. Teori

Alcohol adalah senyawa yang mempunyai rumus umum R-OH dimana R adalah gugus alki atau alki tersubsitusi. Gugus ini dapat merupakan rantai terbuka , rantai tertutup (sikis) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau mengikat gugus aromatic.

Contoh :

CH3 OH

CH3-CH2-OH CH3-C-OH

CH3

Etanol 2-metil,propanol-2 siklo heksanol

Etil –alkohol tersier butanol

Semua alcohol mengandung gugus OH , yang merupakan gugus fungsional. Perbedaan gugus R mempengaruhi sifat-sifat senyawa tersebut kecepatan reaksinyadan kadang-kadang juga jenis raksinya .

Penggolongan alcohol

Tergantung pada macam atom C yang meningkat gugus OH dibedakan atas:

1. Alcohol primer

(O) (O)

R-CH2OH alcohol primer aldehida asam karbon

2. Alcohol sekunder

R-CH-CH alcohol sekunder (O) keton

R`

3. Alkohol tersier

R`

Ketiga golongan alcohol ini meskipun merupakan isomor satu sama lain , tapi dapat dibedakan satu sama lain dengan reaksinya .dan memiliki sifat fisika yang berbeda secara berangsur-angsur sesuai dengan semakin banyaknya atom carbon . maka titik didih semakin tinggi ,misalnya :

Etenal titik didih 78oc sedang kan etanal (gas) +D = -88,6oc

Ini disebabkan karena dalam keadaan cair molekul-molekul alcohol terososiari .

Cara pemberian nama alcohol ada 3 macam ,yaitu :

A. Dengan akiran alcohol

Contoh :CH3-Crl2-oH = etil alcohol

RUMUS ………………………………

B. Dengan memberi nama karbinol

Contoh : rumus …………dak tau ita caro mambuek nyo do lok ………..

C. Dengan sisem I UPAC

Diberi nama sesuai alcohol yang bersangkutan dengan diberi akhiran (rumus )

Contoh : CH3OH :metanol

CH3CH2OH :etanol

Pembuatan alcohol

1. hidrasi terhadap alkena .

Berlaku hukum morkow niko

2. proses alfol

Oksidasi alkil metal oleh o2 udara kemudian diikuti oleh hidrolisa dalam suasana asam

3. proses oxo

Odisi CO dan H2 terhadap alkoho dengan adanya kat:

[co cco

Laporan akhir

IV.Pembahasan

- Alcohol

Untuk pengujian ada tidaknya air dalam alcohol dapat digunakan CuSO4 anhidrat alcohol menjadi warna biru. Ini artinya didalam alcohol tersebut terdapat air. Alkohol tidak mengandung air, jika warna alkohl tidak berubah. Dari percobaan senyawa alcohol yang tidak mengandung air tidak ada. Yang merupakan alcohol primer adalah metano dan etanol. Alkohol sekunder adalah fenol, iso propanol dan alcohol tersier adalah tersier butanol.

Hasil yang diperoleh pada percobaan dengan hasil pada teori terdapat cukup banyak perbedaan. Hal ini dapat disebabkan oleh mungkin zat tersebut terkontaminasi oleh zat lain.

- Karbonil

Pada uji gugus karbonil, jika direaksikan dengan fenil hidrazin terbentuk endapan kuning yang artinnya senyawa tersebut mengandung gugus karbonil (aseton, formalin dan asetal dehid).

Untuk membedakan karbonil yang mengandung gugus aldehid dan keton dapat dilakukan Fehling A + Fehling B serta pereaksi Tollens. Aseton merupakan keton, formalin dan asetal dehid termasuk aldehid.

- Asam Karboksilat

Pada uji asam karboksilat senyawa yang digunakan yaitu asam asetat, asam benzoat, asam format dan asam salisilat. Dari kelima senyawa tersebut yang termasuk asam amino dari praktikum yang dilakukan dalam pengujian asam karboksilat bias dilihat dari perubahan warna dan bau setelah ditambahkan berbagai pereaksi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setiap gugus fungsi mempunyai reaksi khusus dengan pereaksi spesifiknya. Senyawa dengan gugus fungsi yang berbeda melihatkan sifat-sifat tertentu yang akan membedakannya satu sama lain.

5.2 Saran

1. Teliti dalam penambahan reagen

2. Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi ke praktikan lain pada saat pemanasan.

3. Berhati-hati dalam melakukan pemanasan.